Screening dan Diskusi Film, Pertemukan Kelompok Waria dan Kelompok Anak Muda Banjarmasin
Lantai 2 Aula PKBI Daerah Kalimantan Selatan dipenuhi oleh orang. Mereka berasal dari berbagai komunitas anak muda di Banjarmasin. Semua duduk lesehan di lantai beralaskan karpet sederhana menanti dengan sabar acara dimulai. Hari itu, Jumat, 30 September 2022 pasca ibadah salat Jumat akan digelar kegiatan Screening dan Diskusi Film Perempuan Tanpa Vagina yang menghadirkan Merlyn Sopjan, aktivis sekaligus pemeran utama Perempuan Tanpa Vagina dan Ling Ling, CO Program Inklusi PKBI Daerah Kalimantan Selatan.
Dipandu oleh Rini Radina dari kolektif Narasi Perempuan, acara dimulai pukul 13.30 dengan sambutan dari Direktur Eksekutif Daerah PKBI Kalimantan Selatan, Hapniah dan President Narasi Perempuan, Rizki A.S. Febriani. Kemudian, film mulai diputar. Ada 2 film yang diputarkan hari itu, Waria: Kisah Inklusi dari Banjarmasin yang berdurasi sekitar 3 menit dan Perempuan Tanpa Vagina yang berdurasi sekitar 17 menit. Keduanya adalah film dokumenter yang menampilkan perjalanan waria di Indonesia.
Peserta dengan antusias menonton kedua film tersebut sambil duduk melingkar. Sekitar 25 peserta hadir dalam ruangan, beberapa yang datang terlambat segera duduk membuat barisan baru dibelakang peserta yang sudah datang terlebih dahulu. Setiap film selesai diputar, peserta akan bertepuk tangan mengapresiasi film yang baru saja mereka tonton.
Rini Radina kemudian memulai sesi diskusi setelah kedua film selesai diputarkan. Ia membuka dengan pertanyaan mengenai bagaimana awalnya film tersebut dibuat. Film Waria: Kisah Inklusi di Banjarmasin yang dipublikasikan 7 tahun yang lalu dibuat dalam rangka mendokumentasikan perjalan komunitas waria di Banjarmasin. "Itu ada almarhum Nurdin, kami dulu sering volly bareng," jelas Ling Ling. Menurutnya sudah banyak anggota komunitas waria yang ambil bagian dari pembuatan film Waria: Kisah Inklusi di Banjarmasin tersebut yang meninggal, terutama pada masa-masa pandemi karena berbagai penyakit komplikasi.
Merlyn Sopjan juga menjelaskan bahwa Perempuan Tanpa Vagina adalah salah satu film yang dibuat untuk mengangkat suara-suara pinggiran yang dilakukan oleh Cameo Project dan film mengenai Merlyn Sopjan hanyalah satu dari sekian banyak film yang dibuat oleh mereka. Proses shooting Perempuan Tanpa Vagina memakan waktu kurang lebih satu tahun sampai akhirnya siap untuk dipublikasikan melalui youtube.
Sepanjang sesi diskusi, Merlyn dan Ling Ling menceritakan lika-liku kehidupan mereka hidup sebagai waria di Indonesia. Dalam kesempatan itu tidak ada sesi tanya jawab namun beberapa peserta juga membagikan pengalamannya berjumpa dengan kelompok waria sebelumnya dan juga pengalaman-pengalaman serupa seperti yang diceritakan baik oleh Ling Ling maupun Merlyn.
Pukul 16.00, moderator harus mengakhiri sesi screening dan diskusi film tersebut. Namun, sebelum berakhir banyak dari peserta yang meminta foto bersama dengan Merlyn dan Ling Ling sebelum akhirnya masing-masing peserta mengucapkan selamat berpisah.
Komentar
Posting Komentar