Penerimaan Diri sebagai Bekal Membentuk Konsep Diri Positif
Untuk menghindari terciptanya konsep diri yang negati diantara kelompok minoritas, khususnya kelompok waria, maka, Learning Culture yang diadakan sebagai bagian dari Program Inklusi mengangkat tema terkait penerimaan diri. Learning Culture ini diadakan di Pondok Wisata Tambak Yudha pada Senin (24/10/22) lalu. Menghadirkan Rivaizah Noor sebagai fasilitator, terdapat kurang lebih 28 peserta yang mengikuti Learning Culture. Seluruh peserta berasal dari komunitas waria di kota Banjarmasin.
Sesi dimulai dengan sesi perkenalan dengan menggunakan bola kertas. Rivaizah melemparkan bola kertas tersebut kepada para peserta dan peserta yang menangkap bolanya harus memperkenalkan diri. Bola kemudian di lempar dari peserta yang sudah selesai memperkenalkan diri ke peserta lain hingga seluruh peserta selesai memperkenalkan diri. Kemudian, Rivaizah menanyakan bagaiman perasaan para peserta di hari itu. Ada beragam jawaban dari pertanyaan ini, ada yang merasa bahagia, khawatir akan kesehatan anggota keluarganya yang sedang sakit bahkan khawatir akan kebutuhan ekonomi dan masa depan mereka masing-masing.
Setelah itu, Rivaizah kembali mengajak peserta untuk mengenali dirinya terlebih dahulu dengan meminta peserta melengkapi beberapa pernyataan seperti "cita-citaku adalah ...." atau "diantara orang-orang terdekatku, aku dikenal sebagai ...." Menuliskan pernyataan-pernyataan tersebut membuat peserta kembali merefleksikan dirinya sendiri dan membantu peserta untuk mengenal dirinya dengan lebih baik lagi. Di sesi berikutnya, Rivaizah mengajak peserta untuk melakukan meditasi dan juga bermain. Seluruh sesi yang dimulai pada pukul 09.30 WITA tersebut diakhiri dengan makan siang bersama pada pukul 12.30 WITA.
Komentar
Posting Komentar