PKBI KALSEL MENDORONG KETERLIBATAN YANG INKLUSIF BAGI KELOMPOK RAGAM GENDER
Foto bersama di hari pertama kegiatan Cross Learning |
PKBI Daerah Kalimantan Selatan melalui Program INKLUSI mengadakan Cross Learning untuk Community Organizer (CO) dan Project Officer (PO) di Nasa Hotel Banjarmasin pada Rabu-Kamis, 2 - 3 Agustus 2023. Peserta yang datang dari berbagai organisasi dan daerah sampai ke kota Seribu Sungai ini pada Selasa, 1 Agustus 2023. Ada beberapa komunitas yang diundang dalam kegiatan ini seperti HWMKGR, PKBI Daerah Aceh, PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta, PKBI Daerah Kepulauan Riau, Srikandi Pasundan, PKBI Daerah Sulawesi Selatan, dan PKBI Daerah Kalimantan Tengah. Masing-masing organisasi mengirimkan 3 orang perwakilannya untuk mengikuti cross learning ini.
Kegiatan yang dipandu oleh Muya Sarah sebagai MC ini dibuka dengan tarian adat Banjarmasin yang dibawakan oleh kolaborasi CMR Kalsel dan komunitas waria asal Banjarmasin. Kemudian, acara diselengi dengan sambutan dan pembukaan dari pengurus PKBI Daerah Kalimantan Selatan, Hesli Julianto. Ia menyampaikan Program INKLUSI PKBI disemua daerah berupaya untuk mendorong terwujudnya pelayanan dan keterlibatan pada berbagai ruang-ruang kebijakan yang inklusif bagi Kelompok Komunitas Ragam Gender di semua daerah. Ia juga menyampaikan tujuan dari pertemuan ini yaitu untuk agar kemitraan multi stakeholder dalam upaya membangun mekanisme pelibatan kelompok komunitas ragam gender pada ruang-ruang kebijakan yang Inklusif dan juga adanya aksi rencana tindak lanjut bersama terkait peluang akses peran keterlibatan pada komunitas tersebut.
Kegiatan selanjutnya difasilitasi oleh Yudi Supriadi atau yang akrab disapa sebagai Kang Gabel. Ia membawakan materi grand design Program Inklusi Sosial bagi Anak Rentan dan Kelompok Terpinggirkan yang Berkeadilan Gender serta Ramah Disabilitas. Pasca paparan materi ini, peserta beristirahat sejenak, menikmati coffee break yang disediakan. Peserta juga diajak untuk menikmati salah satu makanan khas Kalimantan Selatan yaitu jaring tahi lala. Jaring Tahi Lala ini berbahan dasar jengkol yang dimakan dengan saus cocolan bernama tahi lala yang terbuat dari kelapa.
Materi selajutnya difasilitasi oleh Andi Iskandar Harun, dimana peserta diajak untuk membedah mengenai konsep SOGIESC atau Sexual Orientation, Gender Identities, Expression and Sex Characteristic. Selanjutnya, Muvitasari mengambil alih sebagai fasilitator dan mengajak peserta berdiskusi serta merefleksikan kembali sudah sampai tahap apa kerja-kerja yang dilakukan PO dan CO Program INKLUSI selama ini. Ia meminta masing-masing peserta untuk melakukan diskusi kelompok dan juga memberikan tugas untuk merangkum materi hasil diskusi dalam satu materi presentasi. Sesi di hari pertama ini dimulai sekitar pukul 9 pagi dan berakhir di jam 5 sore agar peserta dapat beristirahat dan mengeksplorasi kota Banjarmasin.
Kegiatan di hari kedua di mulai pada pukul 9 pagi dengan review singkat yang difasilitasi oleh Muvitasari. Kemudian peserta diajak untuk melakukan kegiatan bernama world cafe, dimana 1 anggota kelompok akan mempresentasikan hasil kerja-kerja selama ini, dan 2 anggota kelompok lainnya menghadiri presentasi dari kelompok lain untuk mendapatkan inspirasi dan bertukar ide dengan aktivitas yang sudah berhasil dilakukan oleh kelompok lain.
Perlu diketahui, PKBI Kalimantan Selatan sebagai
salah satu Lembaga sub mitra PKBI Pusat mendapatkan dukungan pendanaan multi
tahun dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia melalui
Cowater International Inc. sebagai managing partner, untuk melaksanakan program
Inklusi Sosial bagi Anak dan Kelompok Komunitas Ragam Gender yang Berkeadilan
Gender serta Ramah Disabilitas, yang dikenal dengan Program INKLUSI selama
periode 2023 – 2025. Dukungan pendanaan ini tentunya semakin memperkuat
keberlanjutan kerja-kerja advokasi dan intervensi program yang telah dilakukan
pada periode tahun-tahun sebelumnya. Juga upaya pencapaian visi PKBI secara
nasional untuk mewujudkan masyarakat dan keluarga Indonesia yang bertanggung
jawab dan inklusif
Kelompok Komunitas Ragam Gender adalah
salah satu bagian kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dalam program
INKLUSI. Atas dasar faktor eksklusifitas yang kerap melekat pada mereka maka
kelompok ini ditetapkan sebagai sasaran program. Masalah yang dihadapi selama
ini cukup sulit mendapatkan penerimaan atau hak yang sama di berbagai aspek
kehidupan dan setiap saerah memiliki tingkat penerimaannya. Berstatus sebagai
kelompok terpinggirkan melemahkan posisinya sebagai individu untuk mampu setara
baik di lingkungan sosial, ekonomi dan budaya di masyarakat, akses pelayanan
publik, bahkan terlibat secara aktif dan bermakna pada ruang-ruang kebijakan
pemerintah. Mereka sering menghadapi perlakuan diskriminatif tanpa adanya
dukungan maksimal dari berbagai pihak, partisipasi di masyarakat, dalam
pelatihan ini para peserta juga mendiskusikan strategi yang dilakukan daerahnya
untuk mengatasi diskriminasi yang kerap kali muncul
Banyak dari individu waria terabaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, hak berpendapat, mendapatkan opini negatif, serta bersuara dan berekspresi yang dibatasi. Tak jarang mereka kehilangan hak paling dasar sebagai warga negara. Hal tersebut yang para peserta bagikan pada pelatihan ini bagaimana daerah mereka mengatasinya dan program apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan masyarakat inklusif.
Kontrbutor: Periyadi
Komentar
Posting Komentar